Spain VS Germany, the Team and their Supporters


berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan Spanyol.

menyedihkan rasanya, mengingat saya adalah salah satu fans berat Jerman. but still, I have to admit that Spain played better than Germany.

pertandingan itu disiarkan mulai pukul 01.30 dini hari di Indonesia, berakhir sekitar pukul 03.15. setelah wasit meniup peluit tanda akhir babak kedua, sebagian suporter bersorak dan sebagian lagi menangis. kesamaannya, sebagian besar langsung mengakses (baca : ribut di) berbagai akun jejaring sosial favorit mereka.

kebetulan saya sendiri cukup aktif di jejaring Twitter dan Facebook, dan it’s pretty fun to read what they wrote about that match (sometimes it’s suck too hahaha)

ada beberapa hal menarik dan cukup membuat saya terinspirasi. salah satunya ada beberapa (baca : banyak) orang yang mengaitkan kekalahan Jerman dengan hal-hal rasis semacam Hitler dan Nazi. dan saya merasa geli bukan karena saya termasuk kaum suporter sakit hati tetapi karena saya sungguh penasaran apa yang ada di pikiran mereka saat mengait-ngaitkan kekalahan suatu tim sepakbola masa kini dengan seorang tokoh fasisme yang sudah puluhan tahun lamanya tiada (lol)

dan saya juga penasaran seandainya Arab yang tersingkir di piala dunia, apa ada yang akan mengait-ngaitkannya dengan Nabi Muhammad SAW?

seandainya Israel yang tersingkir, apa ada yang akan mengait-ngaitkannya dengan Tuhan Yesus?

seandainya Rusia yang tersingkir, apa ada yang mengait-ngaitkannya dengan tokoh-tokoh komunis Rusia jaman dahulu?

seandainya tim-tim jagoan Anda di ISL atau liga-liga lainnya kalah, bagaimana perasaan Anda jika ada yang mengait-ngaitkannya dengan tokoh populer dari daerah domisili tim tersebut (meskipun jelas-jelas mereka tidak ada hubungannya dengan sepakbola)?

katakanlah misalnya Persekabpas Pasuruan tersingkir dari divisi utama ISL, bagaimana perasaan Anda jika ada yang mengait-ngaitkannya dengan artis dangdut tanah air Inul Daratista? (lol)

misalnya Persib Bandung tersingkir dari Copa Indonesia, bagaimana perasaan Anda jika ada yang mengait-ngaitkannya dengan kasus Ariel – Luna Maya – Cut Tari yang hingga kini masih heboh dibicarakan.

dan banyak lagi contoh konyol lain yang sempat terlintas di benak saya, haha. semua terinduksi dalam satu kesimpulan, bahwa tim yang kalah, bagaimanapun keadaannya, cenderung dicemooh berlebihan bahkan sampai melebar ke hal-hal lain yang sebenarnya sama sekali tidak berhubungan dengan olahraga itu sendiri. entah hal ini hanya terjadi di Indonesia atau juga terjadi di berbagai negara di dunia pada umumnya.

oh ada satu hal yang terlewat. pada babak perdelapan final, Jerman mengalahkan Inggris dengan skor telak 4-1. Kemarin saat Jerman dikalahkan Spanyol, tidak sengaja saya membaca komentar-komentar dari pendukung Inggris yang ikut bersorak atas kemenangan Spanyol (saya menyebutnya sorakan suporter sakit hati, hahaha).

penasaran saja, akankah suporter sakit hati Brasil juga akan berkumpul dan bersorak jika Spanyol berhasil mengalahkan Belanda di final Piala Dunia nanti?

akankah suporter sakit hati Inggris (lagi-lagi) akan bersorak mendukung Uruguay pada perebutan tempat ketiga Piala Dunia nanti? (lol)

menyedihkan rasanya, ternyata selama ini suporter hanya mementingkan menang dan kalah. tidak memperhitungkan kualitas dan attitude tim tersebut (memperhitungkan sebenarnya, dengan persentase tak lebih dari 30%, itupun belum tentu mereka benar-benar memahami permainan dan attitude dalam bermain sepakbola).

dan mendadak saya teringat pertandingan penutupan ISL kemarin, Persija Jakarta vs Arema Indonesia, meski bermusuhan dalam pertandingan, Aremania dan The Jakmania tetap bersaudara. Lebih indah begitu bukan? :)

Tinggalkan komentar