2

Kehilangan ialah harapan–Akan tumbuh sepasang lengan di halaman yang jarang kausiram–Kau tak perlu pasangan untuk berpelukan

Kotak kacamata serupa
Dengan retakan sepanjang alis mata
Di sudut kanan penutupnya
Sepasang selop sewarna
Sederhana, dua senti meter haknya
Buket mawar putih pengiring takbir
Pulas marun pengunci tawa di bibir

Segala pernak-pernik pengantar pergimu
Segala pernak-pernik pemantik rinduku
Segala pernak-pernik penyulut sesalku

Aku rindu omelmu
Engah tawamu
Berat tarik napasmu
Lengkung punggungmu
Segala yang kaubenci, aku suka
Segala yang kausuka, aku mencandunya

Sedalam itu ceruk tergali selepas pergimu
Sedalam itu air mata kami bermukim di dasarnya
Berkunjunglah dalam bunga tidur lain waktu
Pamerkan tawa bebasmu di surga
Nyanyikan sebait lagu cinta tentang nirwana
Tentang Tuhan yang entah ada berapa
Lengkungkan sayapmu, peluk kami nan fana

Kehilangan ialah harapan
Akan tumbuh sepasang lengan di halaman yang jarang kausiram
Kau tak perlu pasangan untuk berpelukan

Persembahan sederhana untuk Oma Mien tercinta. Rest in peace :’)

[by @meyDM]

0

Cantik? Seksi?

Buat saya, wanita yang cantik dan seksi itu bukan mereka yang bisa melakukan ini atau tidak melakukan itu, juga bukan mereka yang mengenakan ini atau tidak mengenakan itu. Cantik dan seksinya seorang wanita terlihat dari sorot mata, raut wajah, cara bicara, dan pola pikirnya. Kecantikan dan keseksian itu terpancar dari dalam diri, bukan dari ‘tempelan-tempelan’ di badan.

Wanita cantik dan seksi tahu apa yang mereka inginkan dalam hidup. Kaki-kaki kecilnya membentuk pola alir sendiri, khas, berkarakter, tidak mengikuti pola orang lain atau pola ‘default’ di masyarakat. Mereka menilai diri (juga lingkungan) dengan realistis. Selalu ada aura berani dan percaya diri terpancar dari hal-hal yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan.

Selain itu, wanita cantik dan seksi (menurut saya) memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa. Selalu ingin tumbuh dan berkembang, belajar hal-hal baru, ingin lebih bermanfaat dari hari ke hari, serta mampu mengelola saran dan kritik dari siapapun. Tak lupa, mereka yang cantik dan seksi adalah mereka yang bertanggung jawab, bersedia menerima konsekuensi dari segala hal yang sudah diperbuat.

Sekali lagi, cantik dan seksi itu bukan perkara bentuk tubuh, bukan perkara apapun yang kita kenakan, juga bukan perkara apa yang senang (atau tak senang) kita lakukan. Berbahagialah dengan apapun yang kita miliki, berusahalah menampilkan yang terbaik dari dirimu, jadilah bermanfaat, maka setiap wanita akan terlihat cantik dan seksi.

P.S. Mas @ladangsandiwara, menangin aku, ya! Ngahahahaha :p

[by @meyDM]

1

Genap

Dear Indra,

Genap sudah 30 hari, 15 surat kutulis untukmu. Seperti ini rupanya nikmat berbagi. Terima kasih, kamu sudah jadi partner yang terampil mengorek harta karunku.

Terima kasih juga pada kak @heykila (tukang pos kami yang baik hati), bosse @poscinta, dan seluruh pembaca yang pernah meluangkan waktu membaca surat-surat random kami.

Lucu sekali rasanya, kalau bukan karena #merentangpelukan, mungkin kita takkan saling kenal. Berikutnya, kalau bukan karena #duahati, mungkin takkan saling bicara sebanyak ini. Tuhan itu genit, bukan? Haha.

Terima kasih sudah memberi 30 hari dan 15 surat yang menyenangkan. Kau sebut ini akhir? Tuhan lebih tahu bagaimana meletuskan awal dari hal-hal yang dianggap umatNya berakhir.

Sekali lagi, terima kasih banyak, Indra!

(Mey)

N.B. Pada segala hal yang kausebut akhir, aku menyebutnya awal (seperti katamu), jika kau berkenan (:

[by @meyDM]

0

Mencintai dengan (tak) Sederhana

Dear Indra,

Ada hadiah (lagi) untukmu. Sebuah puisi yang mungkin sudah kaukenal dan baca berulang kali.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
Kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
Kepada hujan yang menjadikannya tiada

~SDD

Mungkin aku tak mampu mencintai dengan sederhana. Labirin dalam kepalaku, tak banyak orang yang ma(mp)u menjelajahnya. Di genggamanku, cinta berubah tuba, tak lagi manis dan menyenangkan. Namun, jika diberi kesempatan, aku ingin mencintai sesederhana yang aku mampu.

(Mey)

[by @meyDM]

2

I Do, I Can

Dear Indra,

Maafkan suratku sebelumnya, begitu singkat, teramat padat. Lenganku cedera. Sudah berlangsung 3 hari dan semakin parah. Karena itu aku tak mampu bercerita banyak lewat surat. Mungkin tidak hanya kemarin, tetapi hingga beberapa hari ke depan, suratku tidak akan panjang. Dimaafkan tidak? Hehe.

Jadi, kau sedang jatuh hati rupanya. Seorang teman pernah berkata padaku, hendaknya momen puitik mampu kita temukan pada segala macam suasana. Suka maupun duka, mendapatkan maupun kehilangan, hendaknya mampu kita rayakan semua dengan suka cita. Temukan momen puitikmu saat jatuh hati, jaring ide kreatif di sana.

Kau tahu, Indra, jatuh hati itu bukan pilihan. Kita tak bisa memilih akan jatuh hati pada seseorang tertentu atau pada waktu tertentu. Demikian pula patah hati. Aku tak bisa berjanji tak akan mematahkan hatimu suatu saat nanti. Bukan tak mau berjanji, melainkan tak mampu. Namun untuk perihal yang kautanyakan dalam suratmu kemarin, kujawab “I do, I can”.

Bagaimana?

 

(Mey)

N.B. Sekali lagi, maafkan suratku yang teramat singkat ini.

2

Buka Bungkusnya!

Dear Indra,

Surat ini tak berisi kata-kata manis seperti yang kautulis kemarin. Kadang, kalimat-kalimat indah dicukupkan Tuhan untuk dinikmati saja, atau aku yang tak mampu membalasnya. Entahlah…

Surat ini teramat singkat, sesingkat usia manusia di dunia. Sengaja tak kuperpanjang, agar hari ini kau tak melulu membaca duka.

Surat ini berisi hadiah, 1 lagu pengantar tidur, terbungkus kertas kado warna apapun yang kausuka. Bayangkan saja dalam kepalamu, perlahan bungkusnya kaubuka, lalu nada-nada berlompatan merimbunkan hutan batinmu. Nikmati hadiahku setiap malam sebelum pejam. Semoga mimpimu indah selalu. Semoga pagimu hangat selalu.

(Mey)

N.B. Ini hadiahmu!

3

Benci Dilukai? Jangan Melukai!

Ini salah satu kutipan favorit saya dari serial animasi Naruto Shippuuden.

When you’re in pain, you tend to hurt others.

After you hurt others, you’ll be surrounded by guilty feelings.

In the end, it’s time to realize that because of the pain, you should have learned to treat other people more kindly.

~Jiraiya Sensei

Benci dilukai? Jangan melukai!

Sumber gambar: http://bit.ly/XROcLm

2

Malaikat Bersayap Hitam

Dear Indra,

Ceritamu tentang impian membuatku teringat masa kecil. Aku pernah memimpikan 2 hal yang (hampir) mustahil. Mimpi pertama dimulai 11 tahun lalu. Aku, masih berusia 11 tahun saat itu, menonton Moulin Rouge, salah satu film favoritku sekaligus film musikal non-animasi yang pertama kutonton. Dalam film itu, Nicole Kidman berperan sebagai Satine, wanita penghibur nomor 1 di rumah hiburan Moulin Rouge yang jatuh hati pada seorang penulis muda. Ada satu adegan, Satine bergantung di ayunan, kemudian bernyanyi sambil terbang menyapa para penggemarnya di Moulin Rouge. Cantik sekali. Empat tahun kemudian, aku (dalam grup paduan suara SMA) bernyanyi di acara kelulusan kakak kelas. Saat itu, aku teringat Moulin Rouge dan mulai bermimpi. Suatu saat nanti, aku akan tampil di panggung megah, ditonton jutaan penggemar, duduk di ayunan, mengenakan kostum malaikat bersayap hitam, menyanyikan lagu Ave Maria, dan memukau para penonton. Kekanakan, ya? X’)

Mimpi keduaku, setelah lulus SMA, ingin jadi psikiater dan mendirikan LSM / yayasan / wadah apapunlah untuk konsultasi masalah perempuan, anak, dan keluarga. Apa daya, aku takut darah dan benda-benda berlendir (ketakutan ini belum kusebutkan di surat sebelumnya ya, hehe), tidak mungkin mendaftar ke fakultas kedokteran. Pupuslah, tetapi aku belum menyerah soal mimpi mendirikan LSM. Suatu saat nanti, pasti.

Soal nyinyirin selebtweet, masih ada, ya? Haha! Yah, satu perkara kan punya banyak sudut pandang untuk dibahas. Sudut pandang penyinyir, salah satunya :p

Buku-buku yang kausebut dalam surat belum (namun ingin) kubaca. Ibu sering ‘mengancam’, kalau aku terlalu banyak membeli buku, besok-besok aku makan kertas dan minum tinta saja. Jadi, kalau mau membeli buku, aku harus pandai-pandai memilih waktu agar tidak mengusik suasana hati Ibu. Ah, pasti kamu rindu Ibu, ya. Maaf ya, Indra :’)

Mulai kehabisan kata-kata? Mulai bosan? Tak apa, sekarang giliranku merintikkan gerimis romantis dan melukis pelangi dalam benakmu.

Sebagai penutup, kuucapkan Selamat Natal (yang sangat terlambat). Biar aku jadi alarm makanmu, anggap saja hadiah Natal (yang juga sangat terlambat) dariku. Pesanku, seringlah tersenyum, di dunia nyata (:

(Mey)

[by @meyDM]

2

Alarm Makan

Dear Indra,

Aku suka Spiderman, sebesar aku suka padamu. Haha. Aku hanya bergidik melihat simbol laba-laba di kostumnya.

Soal bahu, kalau sengaja bersandar ya tidak apa-apa. Hanya saja, kalau di keramaian, seringkali aku harus menggeser bahu untuk memberi jalan pada orang-orang yang bergerak berlawanan arah atau memberi ruang untuk orang-orang asing yang berdesakan di sampingku. Aku tak terlalu suka, entah mengapa. Merepotkan ya?

Kamu penasaran soal tempat tinggalku? Aku tinggal dengan Ibu, semestinya begitu. Realitanya, aku sering sendiri. Panjang ceritanya, juga tidak baik diceritakan dalam surat. Kalau kamu sungguh ingin tahu, lebih baik kita ngobrol di tempat lain saja. Bukannya kamu juga tinggal sendiri? Merantau sendiri?

Jadi bagaimana hasil presentasimu kemarin? Cari kekasih sana, supaya ada alarm makan, dan lain-lain :p

Jangan lupa janjimu, ya!

(Mey)

N.B. Ini bulan penuh cinta, ya. Semoga cinta kita jatuh di tempat yang tepat (:

[by @meyDM]

2

Eight Legged Freaks!

Dear Indra,

Ketakutanmu unik sekali. Haha. Tapi, jangan pasang musik terlalu keras saat badai, nanti kau sulit mendengar (kalau ada) hal buruk terjadi di dekatmu.

Aku juga punya phobia unik. Laba-laba. Aku takut laba-laba. Laba-laba (super) kecil, besar, di televisi, di buku gambar, bahkan aku bergidik melihat logo di kostum Spiderman. Haha. Aku juga mudah gelisah di tempat ramai, di tempat orang-orang berdiri berdesakan, juga di manapun yang memaksa bahuku menyentuh bahu orang lain saat berjalan. Ini merepotkan, ya? X’)

Turut berduka ya, soal Ibu. Seperti apa beliau? Ah, aku jadi rindu ‘rumah’. Dasar kamu, nakal! Haha.

Jadi, bagaimana harimu? (:

(Mey)

N.B. Sesuai janjiku, kuselipkan foto (:

[by @meyDM]

2

Lolongan Misterius

Dear Indra,

Kau meminta hujan dariku? Baiklah, kuberi satu cerita tentang hujan.

Beberapa jam sebelum kutulis surat ini, hujan angin melanda kotaku, sebagian wilayah juga mengalami hujan es. Bagi sebagian orang, ini memang bukan bencana dahsyat. Tak ada seujung kuku derita korban banjir ibukota. Namun, tetap mengerikan bagiku.

Aku sering tinggal sendiri, sejak SMP, sejak keluargaku pindah dari rumah masa kecil kami. Masa-masa beberapa jam lalu adalah masa-masa paling menakutkan sejak saat itu. Tinggal sendiri belum pernah seseram sore tadi.

Rumah yang sekarang kutempati ini dikelilingi lapangan luas dan lahan kosong. Sungguh habitat yang kondusif untuk merajut angin dan menyulam petir. Haha. Aku tidak bercanda. Rumahku sering diterpa angin kencang. Begitu kencangnya, sampai terdengar lolongan misterius (entah apa pengaruhnya, I’m not good at physics so I can’t explain. Yang pasti, makin kencang angin bertiup, makin kencang pula lolongan itu terdengar) dan pintu kaca di rumah bergetar hebat. Tentang petir, jangan ditanya, kilau kilatnya saja jadi pemandangan sehari-hari saat hujan, apalagi riuh gemuruhnya.

Tadi sore, angin bertiup lebih kencang dari biasanya. Tiba-tiba saja atap fiberglass di belakang rumah pecah dan terbang entah ke mana. Hujan makin deras dan rumahku mulai kebanjiran. Berikutnya, sudah bisa ditebak, mati listrik. Aku tak berani menyalakan lilin karena angin begitu kencang. Untunglah hujan angin perlahan mereda. Rumahku selamat, meski kotor dan luka-luka. Hehe.

Bagaimana denganmu? Apa cerita masa kecilmu? Masa-masa menakutkan apa yang pernah kaulalui? (:

(Mey)

[by @meyDM]

5

Sambar Aku!

Dear Indra,

Aku penyuka film / serial drama sekaligus thriller, juga penggemar musik ballad sekaligus rock. Kira-kira seperti malaikat dan iblis dalam 1 tubuh, aku ini kontradiktif. Jadi, aku masih bisa dan dengan sangat senang hati menemanimu menonton film action atau thriller nanti. Haha.

Aku belum pernah mengunjungi tumblr-mu. Penasaran. Apa alamatnya? Sampah bagi penulis sebaik kamu, bisa jadi harta buat orang lain :p

Kemarin aku bilang sudah memikirkan sesuatu untuk kutulis dalam suratku berikutnya, kan? Aku menyiapkan hadiah. Potongan salah satu lagu favoritku, judulnya Thunder dari Boys Like Girls. Aku suka sekali versi akustiknya.

Your voice was the soundtrack of my summer
Do you know you’re unlike any other?
You’ll always be my thunder, and I said

Your eyes are the brightest of all the colors
I don’t wanna ever love another
You’ll always be my thunder

So bring on the rain
And bring on the thunder

 

Perjalanan kita masih panjang. Aku akan melukis pelangi di sisi kananmu dan menggamit lengan kirimu. Tidak boleh ada lagi badai dan belukar berbiak di sisa jalan kita.

 

(Mey)

4

#13HariNgeblogFF ~ Cut!

“CUT!”

Semua memandang laki-laki itu dengan geram. Entah sudah berapa kali ia berteriak seharian ini. Apa yang salah kali ini? Posisi berdiri atau ekspresi wajah kami yang lagi-lagi kurang sempurna? Apa lagi sekarang?

“CUT! CUT!”

Sungguh hari yang melelahkan. Ada begini banyak makhluk mempesona, kau saja yang tak becus mengatur penempatannya. Sekarang kau berteriak seolah kekacauan ini salah kami. Kami memang tak punya hak untuk protes. Kau tahu benar itu dan kaumanfaatkan dengan sangat baik. Dasar laki-laki sialan!

“CUT! CUT! CUT! AAARGH!”

“Hoi! Berisik banget lu, Tom! Ngapain sih di kamar? Capek gue dengernya!”

“Ini nih puzzle dari cewek gue, Hans. Bantuin napa, susah banget nyusunnya. Dasar puzzle cut cut cut kancuuuut!”

0

Pelangi, Bulan, Badai, dan Belukar

Dear Indra,

Dua surat terakhirku singkat sekali, ya. Bukan berarti bosan, justru aku bingung menemukan cara membuatmu tak jemu membaca suratku. Haha.

Aku menulis surat ini sambil menonton (500) Days of Summer. Tagline-nya menarik sekali.

This is not a love story.

This is a story about love.

 

Pun kutipan-kutipannya.

Just because she likes the same bizarre crap you do doesn’t mean she’s your soul mate.

There are no miracles, there’s no such thing as fate, there’s no such thing as love. It’s fantasy…

 

Sudahkah kau menontonnya? Cinta sering dikaitkan dengan kata selamanya. Selamanya, sepanjang hidup, sepanjang usia. Realitanya, hanya berlangsung selama seseorang masih menginginkan.

Coba ingat-ingat, apa saja yang kutulis dalam 3 surat terakhirku (termasuk surat ini)? Kau menunjukkan pelangi dan bulan, sementara aku memberimu badai dan belukar. Haha.

Jangan maafkan kelemahanku. Jangan maafkan kelemahanku.

(Mey)

6

#13HariNgeblogFF ~ Tunggu di situ, aku sedang menujumu

“Tunggu aku di situ, aku sedang menujumu!”

Inilah saatnya. Untuk pertama kali, dalam 6 bulan terakhir, aku akan menemuinya. Bulan-bulan penuh diet ketat, olahraga, dan perawatan tubuh yang menyiksa sudah usai. Aku sudah menjadi Wulan baru. Wulan yang lebih layak, lebih pantas mendapatkanmu. Jadi, tunggu aku di situ, aku sedang menujumu!

***

 

“Lebay lu, Lan. Mentang-mentang setengah tahun nggak ketemu.”

“Lis, nunggu 6 bulan itu nggak gampang lho. Jeng Lisa yang terlahir cantik mana tahu penderitaan orang macam gue. Hih!”

“Iya deh. Salut gue ama perjuangan elu, Lan. Dah, have fun ya, dah sampai tuh.”

Jantungku berdebar kencang, sebentar lagi aku bisa menemuinya.

“Selamat siang, ada yang bisa dibantu?”

“Triple cheeseburgernya  1 ya, Mbak!”

5

#13HariNgeblogFF ~ Jangan ke mana-mana, di hatiku saja

“Jangan ke mana-mana, di hatiku saja…”

Muak aku mendengarnya merayu para gadis. Entah mengapa mereka menyukainya. Meski mereka tahu benar lelaki itu merayu setiap gadis yang ia temui, tetap saja gadis-gadis itu menyerahkan tubuhnya.

***

“Selamat sore, dengan Ayam Goreng Mbok Par, ada yang bisa dibantu? Satu ekor ayam panggang, atas nama Bapak Hans ke alamat biasanya. Baik, Pak. Terima kasih. PARDIII!!! Cepat potong si jambul merah! Apa sih kerjamu di belakang? Sekalian tangkap kucing-kucing yang berkeliaran di sekitar kandang! Biar kugoreng buat makan malam kita…”

Ah, akhirnya mulai malam ini si jambul merah tak bisa lagi merayu gadis-gadis di peternakan. Tamat juga riwayatnya. Aku harus segera kabur sebelum tertangkap oleh Pardi.

0

Ini Bukan Doa, Tuan…

Dear Indra,

Untuk ukuran seseorang yang menyebut dirinya pendiam, entah mengapa, aku merasa kau (seperti) selalu (ingin) menulis banyak hal dalam suratmu, banyak pemandangan indah. Dan untuk seorang aku, sedikit sekali pemandangan yang bisa kulukis untukmu, pemandangan yang itu-itu saja. Kalau bukan karena hobi surat-menyurat yang kautularkan ini, entah kapan akan kusadari hidupku tak lagi menumpang di bangku-bangku jet coaster yang dinamis dan mendebarkan. Hidupku sudah tenang di pangkuan bianglala, duduk tenang, bergerak perlahan, dan melihat pemandangan indah yang itu-itu saja.

Lagu ya… Ada 1 lagu yang sering kudengarkan akhir-akhir ini, judulnya “Distance” dari Christina Perri & Jason Mraz.

Please don’t stand so close to me, I’m having trouble breathing

I’m afraid of what you’ll see, right now

I’ll give you everything I am

All my broken heartbeats until I know you’ll understand

Ini memang bukan doa, ini luka dan kecemasan, seperti itulah cinta, bagiku…

(Mey)

9

#13HariNgeblogFF ~ Bangunkan Aku Pukul 7

07/01/2013

“Bangunin aku jam 7 ya, Ma…”

“Jadi itu kata-kata terakhir Doni, Tante?”

“Iya…”

Di samping sebuah makam, 2 orang wanita bersimpuh, menitikkan air mata.

***

02/01/2013

“Kamu yakin?”

“Maaf, Ma. Doni nggak tega gugurin bayi kami…”

“Anak Mama sudah lupa janjinya dulu.”

“Ma, Doni nggak akan ninggalin Mama. Mama, Doni, Nina, dan calon cucu Mama, ini keluarga baru kita.”

***

06/01/2013

“Makasih restunya, love you, Mommy. Besok Doni mau nemenin Nina USG, bangunin aku jam 7 ya, Ma…”

Esoknya, Doni ditemukan tewas akibat gantung diri. Mama menolak melakukan visum dan bersaksi bahwa putranya sedang tertekan setelah menjadi ayah di usia muda. Setelah polisi dan semua pelayat meninggalkan rumah, Mama menangis di sudut kamar sambil menatapku, sepasang tangan yang ia gunakan untuk mengakhiri nyawa putra semata wayangnya.

2

#13HariNgeblogFF ~ Menanti Lamaran

“Ibumu ke mana, Mil?”

“Ke rumah mertua kakakku, Ndi. Mau minum apa?”

“Jangan repot-repot, Mil.  Anu, kira-kira aku sama ortuku bisa dateng kapan? Aku pengen diskusiin rencanaku ke Ibumu sebelum… Sebelum aku berangkat dinas ke Balikpapan bulan depan.”

“Dateng aja Jumat malem, Ndi. Nanti aku bilang Ibu.”

“Lagi ngomongin apa sih? Serius amat, kaya mau lamaran aja kalian, hahaha!” sela Lala, kakak Milly. Andi tertawa mendengarnya. “Ya elah, Mbak, aku mau pesen seragam keluarga ke Ibu. Makanya mesti bawa ortu buat ngukur badan dong. Hahaha!”

“Iya nih, Mbak Lala ngawur!” seruku sambil tersipu. Suasana hening sejenak hingga Andi berkata, “Eh tapi, Mil, andai omongan Mbak Lala bener, kamu mau? Jadi calon istriku? Hehe.”

“Apa?”

“Lho, Mil, Mil!” Akhirnya Lala dan Andi sibuk menyadarkan Milly yang mendadak pingsan.

2

Sumur di Ladang Mulai Kering, Bung!

Dear Indra,

Masih sering hujan di kotamu? Di sini hujan sepanjang weekend. Mungkin bumi tampak dehidrasi, jadi langit terus-menerus meluapkan air. Haha.

Kautahu yang kubenci dari musim hujan dan angin seperti ini? Suhu dingin. Lututku, yang cedera berkepanjangan ini, nyeri sepanjang malam dan tak nyaman setiap digerakkan.

Sejujurnya, aku kehabisan ide. Apa lagi yang ingin kaudengar dariku? Seandainya surat mampu membawa nada-nada, aku akan bernyanyi untukmu, itu jauh lebih mudah. Haha.

Turunkan hujan salju dalam kepalaku, Indra. Will you?

(Mey)

4

#13HariNgeblogFF ~ Untuk Kamu, Apa Sih yang Enggak Boleh?

“Sudah makan?”
“Iya.”

“Kamar ini cukup nyaman untukmu?”
“Iya.”

Rudi menatap sesosok perempuan yang duduk tertunduk di sisi ranjang. Uraian rambut panjangnya gagal menyamarkan lingkaran hitam di sekitar mata. Bibirnya kering pecah-pecah dan pipinya tampak pucat.

“Mau kupesankan sup iga dan susu hangat favoritmu?”
“Iya.”

Terdengar suara pelayan mengetuk pintu. Sepiring nasi putih, seporsi sup iga, dan segelas susu hangat diletakkan di atas meja sebelah ranjang.

“Makanlah dulu.”
“Iya.”

“Masih mencintaiku?”
“Iya.”

“Malam ini pulang ke rumah?”
“Iya.”

“Berencana menikah lagi?”
“Iya.”

“Tak adakah kata lain yang bisa kauucapkan?”
“Waktu short time hampir habis. Kata-kata apa lagi yang ingin kaudengar? Bukankah tadi kau membayar Ibu untuk tak pernah berkata tidak, Nak?”

[Mey] [@meyDM]

6

#13HariNgeblogFF ~ Cintaku Mentok di Kamu

Teruntuk kamu, yang tak memberiku kata selesai

Tiga belas kali. Ya, tiga belas kali dalam tiga belas minggu terakhir, aku berkendara menuju kotamu ditemani tas travel berisi pakaian dan perlengkapan yang kusiapkan tiga belas minggu sebelumnya. Tiga belas kali kulewati jalan yang sama, beristirahat sejenak di rest area yang sama, pun mengisi bensin di tempat yang sama. Aku berhenti di depan pagar yang sama, memberanikan diri untuk membunyikan bel, namun urung. Entah apa yang membuatku gentar, kehilanganmu atau fakta bahwa kau sudah menghilangkanku dari benakmu.

Kau berhenti mengirim surat, mengganti nomor kontak, bahkan menonaktifkan seluruh akun social media dan email. Aku tahu, kemudahan jarang menyertai langkah kita. Jarak dan segala tetek bengek perjodohan yang dirancang orangtuamu, aku memahaminya. Mungkin ini giliranmu untuk memahami kedatangan surat ini sebagai keterpaksaan dan keputusasaan yang mendesakku tiga belas minggu belakangan. Aku menunggumu, Nara. Entah untuk kembali bersama memerangi badai atau, setidaknya, memberiku kata selesai.

(Dina)
***

Dear Dina,

Maaf. Maaf aku hanya bisa memberimu kata maaf. Aku, pada akhirnya, menikahi Tia bukan karena paksaan orangtuaku. Kebersamaan kami sejak kanak-kanak membuatku tak sadar seberapa dalam perasaanku padanya. Aku menghilang karena aku terlalu pengecut untuk meminta maaf. Maaf, aku hanya bisa memberimu kata maaf. Kebahagiaanmu adalah doa yang selalu kuamini, maka berbahagialah…

(Nara)

N.B.: Ini benar tulisan tangan Tia. Kuharap kau mengerti seberapa dekat kami.

“Halo, hei, kabarku baik. Suratmu sudah sampai. Sudah kusalin sesuai instruksimu. Tapi, bukannya ini terlalu kejam? Nara, aku akan segera menikah dengan Dio. Cepat atau lambat, Dina akan tahu.”

“Hei Tia, kau sedang memamerkan pacar selebritimu? Dina tak akrab dengan acara gosip, tenang saja.”

“Ah terserahlah. Sebenarnya kamu ke mana? Kapan hari, kata temen kantor, kamu kecelakaan. Tapi tiba-tiba hilang, Om dan Tante juga sulit dihubungi. Nggak ada alamat di suratmu kemarin, nelfon pakai nomor asing. Ada apa sih?”

“Nanti juga kamu tahu, kalau sudah waktunya. Sudah ya, Tia. Thanks for your help. Kapan-kapan, kutelfon lagi. See you…”

*klik* (suara telepon dimatikan)

“Terima kasih, Ma… I love you…”

“Nara, anakku sayang, ikhlaskan Dina, biar Mama jadi tangan dan kaki kamu, selamanya…”

[Mey] [@meyDM]